Rintik hujan membasahi aspal.
percikannya mengenai tembok dari pinggir- pinggir trotoar sepeti halnya
yang lainnya semua meneduh menghindari rintikan air hujan kala itu, tak
terkecuali olehku dari gardu hansip kecil ku lihat dari kejauhan.
Pandanganku mengarah kepada lelaki tua
yang sedang menyetop mobil, berharap mendapatkan tumpangan walaupun
semakin lama hujan semakin bertambah besar.Ia tetep berdiri. Mobil lalu
lalang menghampiri si kakek .wuuusss.. di tetap setia mengayun-ayunkan
tangan kanannya untuk memperoleh tumpangan. Pertama melihatnya
sepertinya memang ia sedang terburu-buru.mencari taxi mungkin? lama
mengamati makin aneh wah kasihan juga si kakek basah kuyup.justru taxi
dan angkot tidak di stopnya ia berharap tumpangan gratis. Hati mulai
iba, sedangkan hilir mudik mobil tak mampu menghiraukan lelaki berbaju
hitan tanpa jas hujan. ” memang di luar negri kalo ngemper dapet dengan
mudah,ini jakarta”.kata seorang terdengar lemah di belakang. Memang ke
egoisan jelas nampak disini, manusia tidak memperhatikan lingkungan
orang butuh sekitarnnya.lama kelamaan kasihan juga menggigil juga dingin
air hujan bertambah deras. Cipratan air sang roda empat tanpa henti
menerjang bajunya.kalo berfikir negatif ya ngeri juga numpangin orang ga
di kenal. Kalau saja ada payung kala itu ku ajak si kakek dan bilang
jangan uja-ujanan nanti sakit.udah tua juga masih aja.hehe
Sign kiri
kelap-kelip kutatap fokus ke arah orang itu.huff ada juga yang berhenti
menghampirinya. kelegaan ku terhempas bersama hembusan nafas.fuhh..Ada
juga orang baik yang membantu nebeng. Andai saja bayak orang yang peduli
akan lingkungan kehidupan akan jauh lebih baik.contoh kecil dari
kondisi kita mengenai rasa kepedulian terhadap sesama sedang di uji.
seberapa sensitifkah kita dihadapkan dengan kondisi kecil dan sepele
seperti itu.Watak,karakter,kepribadian manusia adalah salah satu tolak
ukur akhlaknya bukankah kita makluk yang di ciptakan Tuhan sebagai
makhluk sosial?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar